Jumat, 14 Oktober 2016

Dear Aisah
Aku tuh kangen banget sama kamu. Kangen bubuk bareng. Kangen buatin bubur cerelac untukmu. Kangen malem malem nyusu ngemie bareng. Ahh rasanya pengin ke debong lagi

Senin, 03 Oktober 2016

Pada sebuah malam nan sunyi
Aku ingin sedikit bercerita lewat lagu rindu
Aku ingin menenangkan rindu lewat lagu. Sahabat

Kamis, 18 Agustus 2016


HUT RI KE 71 DESA BATU AGUNG
Kami tidak seperti para pahlawan yang rela berkorban nyawa demi bangsa ini. Hanya ini yang kami lakukan tidak seberapa. Tapi insyallah allah akan tetap dan terus menjaganya.

Jumat, 12 Agustus 2016

Satu hal yang membuat kamu tidak nyaman di suatu lingkaran "jenuh sama satu orang yang kalau ngomong gak disaring" luyaman songong
Dalam suatu kegiatan yang namanya refresing penting. Pentingnya di atas segalanya?
Yukk sering sering piknik biar gak panik katanya hehe

Senin, 01 Agustus 2016

KKN
Teman teman kkn yang asik bikin betah. Awal kenal si malu malu biasa lah pada sok jaim, nyapa seperlunya ehhh lima menit selanjutnya langsung deh jelek jeleknya keluar semua tanpa saya duka ternyata mereka lebih gokil dari teman teman saya di kelas. Bayangkan saja kita hampir sepanjang hari ketawa melulu sampai nih pipi bengkok semua.
Ini cerita kkn ku....mana cerita kkn mu hehhe yuk di share

Kamis, 21 Juli 2016


KKN Asik KKN Enjoy

Awalnya horor banget pas dengar kkn. Merasa takut kalau nanti dapat teman yang gak asik. Namun kehororan itu sama sekali salah. Kehororan berubah menjadi sebuah keharmonisan. Cie harmonis..... 
Tau gak sih teman teman gueh eh gueh kaya orang jakarte aje hehe.....iya gue dapat teman yang super duper gokil asik asoy dan bikin enjoy deh pokokke....

Senin, 13 Juni 2016

Jalan Tol Baik Jalan Umum Becek





Jalan Tol Baik Jalan Umum Becek
TEGAL - Pembangunan jalan tol pejagan Pemalang-Tegal tahap IV dimulai dari arah timur, proyek besar ini sudah berlangsung selama sebulan. Pengerjaan yang melibatkan alat-alat besar seperti truk-truk besar, buldoser, truk molen dan sejenis alat besar lainnya membuat jalan umum desa Gembongdadi rusak parah. Sabtu, 16 April 2016.
Sebelum adanya proyek besar ini jalan memang sudah rusak, kulitan aspal pun sudah mengelupas semua namun keadaannya tidak separah sekarang ini. Jalan desa yang notabene hanya dilalui kendaraan kecil saja kini truk-truk bermuatan besar lalu lalang setiap hari, truk-truk yang membawa muatan tanah untuk keperluan jalan tol hampir 24 jam melintasi area jalan umum. Jalan semakin rusak dan tidak karuan setelah diguyur hujan selama dua hari, akibatnya jalan becek dan banyak kendaraan kecil yang keplater.
Warga merasa terganggu dengan kondisi jalan yang rusak parah becek dan harus bermacet-macetan dengan truk-truk tersebut. Pengerjaan jalan tol tidak sehari dua hari bahkan mungkin tahunan. Seharusnya dari pihak kepala desa harus mengambil langkah agar warganya tidak merasa terganggu. Seperti apa yang dikatakan Ibu Siti seorang pengguna jalan dan sekaligus warga desa gembongdadi yang berprofesi sebagai tukang sayur “duh mba kalau musim hujan jalannya emang seperti ini, kalau hujan jalannya becek tapi kalau panas jalannya berdebu mba. Padahal ini jalan satu-satunya menuju kepasar kalau begini caranya mungkin harus berdemo mba karena suker sekali kalau mau berangkat kulakkan harus melalui jalan yang becek dan banyak truk mba”.
Jalan penghubung desa Gembongdadi dan desa Kebandingan merupakan akses perekonomian warga, akses anak-anak menuju sekolah, akses warga untuk ke pasar Balamoa, akses warga untuk bekerja, intinya satu-satunya akses warga untuk beraktifitas sehari-hari. Seharusnya proyek jalan Tol membuat jalan sendiri untuk melintasi alat-alat besarnya, tidak semena-mena melintas dijalan desa. pada akhirnya warga merasa terganggu dengan adanya proyek besar yang akan memakan waktu cukup lama ini. Sebaiknya kepala desa cepat mengambil keputusan yang bijak agar warga tidak merasa terganggu dan merasa dirugikan dengan adannya pengerjaan jalan tol pejagan Pemalang-Tegal.

Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dan Implikatur dalam film "Soe Hok Gie" Karya Riri Riza




PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM FILM “SOE HOK GIE” KARYA RIRI RIZA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Khusnul Khotimah, M.Pd.


Oleh :
NITA SARI
(1513500058)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Film merupakan satu bentuk situasi buatan atau tiruan yang kemunculannya diinspirasi dari kehidupan sosial yang berkembang pada masanya. Film juga merefleksikan gambaran tentang dunia nyata. Di dalam sebuah film terdapat dialog yang merupakan percakapan antara dua orang atau lebih guna bertukar informasi. Di dalam proses berkomunikasi terjadi peristiwa tutur atau tindak tutur. Menurut Suwito dalam Hermaji, (2015:26) tindak tutur merupakan produk atau hasil dari suatu kalimat didalam kondisi tertentu yang merupakan kesatuan terkecil dalam komunikasi.  
Pematuhan prinsip kerja sama merupakan lawan dari pelanggaran prinsip kerja sama. Pematuhan prinsip kerja sama dalam percakapan merupakan bentuk interaksi yang banyak dilakukan untuk efektifitas dalam komunikasi. Menurut Chaer dalam Hermaji, (2015:62) pertuturan akan berlangsung baik apabila penutur dan lawan tutur menaati prinsip kerja sama. Namun seringkali maksim kerja sama mulai dilanggar untuk hal tertentu yaitu pada saat penutur sengaja menggunakan implikasi dalam berkomunikasi.
Penyampaian pesan dalam sebuah film menggunakan adanya implikasi untuk membuat film lebih menarik dari segi bahasa. Penelitian terhadap film yang dilakukan dalam penelitian ini terkait dengan penggunaan bahasa sebagai media berinteraksi para tokoh-tokoh di dalam film yang tertuang dalam dialog-dialognya. Dalam hal ini dialog-dialog yang akan dikaji sebagai pelanggaran prinsip kerja sama dan implikatur percakapan diperoleh dari salah satu film Indonesia “Soe Hok Gie” karya Riri Riza.
Pemilihan film Soe Hok Gie” karya Riri Riza dipilih sebagai objek penelitian karena film ini mengandung aspek pelanggaran prinsip kerja sama dan implikatur percakapan yang digunakan untuk menarik penonton dari segi bahasa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti film “Soe Hok Gie” dengan judul “Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dan Implikatur Percakapan Film Soe Hok Gie Karya Riri Riza”.
2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti akan merumuskan beberapa masalah diantaranya:
1.      Apakah alasan maksim dalam prinsip kerja sama dilanggar dalam film “Soe Hok Gie” karya Riri Riza?
2.      Apa saja jenis pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat dalam percakapan film “Soe Hok Gie” karya Riri Riza?
3.      Bagaimana implikatur percakapan yang terdapat dalam dialog film “Soe Hok Gie” karya Riri Riza?
3.      Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini antara lain:
1.      Untuk mengetahui alasan maksim dalam prinsip kerja sama dilanggar dalam film “Soe Hok Gie” karya Riri Riza.
2.      Untuk mengetahui jenis pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat dalam percakapan film “Soe Hok Gie” karya Riri Riza.
3.      Untuk mengetahui implikatur percakapan yang terdapat dalam dialog film “Soe Hok Gie” karya Riri Riza.
4.      Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
1.      Manfaat Teoritis
Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan suatu pengetahuan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip kerja sama, implikatur percakapan, dan jenis pelanggaran prinsip kerja sama yang terdapat dalam percakapan film “Soe Hok Gie” karya Riri Riza.

2.      Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat terhadap perkembangan ilmu bahasa khususnya pragmatik.
BAB II
LANDASAN TEORI
1.      Pengertian Pragmatik
          Levinson dalam Rahardi, (2002:48) mendefinisikan pragmatik sebagai studi bahasa yang mempelajari relasi bahasa dengan konteksnya. Sedangakan, menurut Hermaji, (2015:1) pragmatik merupakan bidang ilmu yang relatif baru di indonesia. Pragmatik memiliki bidang kajian yang jelas yaitu bahasa, bahasa yang dikaji dalam pragmatik lebih bersifat kongkret dan fungsional. Secara umum bidang kajian pragmatik mencakup tindak tutur, implikatur percakapan, daya pragmatik, tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi, praduga pragmatik, implikasi pragmatik, prinsip-prinsip kerja sama, kesantunan berbahasa, parameter pragmatik, dan deiksis.
2.      Pengertian Prinsip Kerja Sama
          Hermaji, (2015:62) Prinsip kerja sama pada dasarnya merupakan prinsip yang menjelaskan bahwa di dalam percakapan antara penutur (Pn) dan mitra tutur (Mt) harus ada kesepahaman makna. Artinya, apa yang dimaksud oleh penutur harus sama dengan apa yang dipahami oleh mitra tutur.
Untuk melaksanakan prinsip kerja sama di dalam komunikasi, Grice dalam Rahardi (2002:52) berpendapat bahwa setiap peserta tindak tutur harus mematuhi empat maksim. Empat maksim tersebut antara lain:
a.       Maksim Kuantitas (maxim of Quantity) adalah nasihat yang berisi anjuran agar peserta percakapan memberikan jumlah kontribusi secara koheren sesuai dengan kebutuhan di dalam percakapan.
b.      Maksim Kualitas (maxim of Quality) adalah maksim yang berisi nasihat agar peserta tindak tutur (percakapan) memberikan kontribusi sesuai dengan bukti yang ada.
c.       Maksim Relevansi (maxim of Relevance) adalah maksim yang berisi nasihat agar peserta tindak tutur (percakapan)memberikan kontribusi yang relevan dengan topik pembicaraan.
d.      Maksim Pelaksanaan (maxim of Manner) adalah petuah atau nasihat agar peserta tindak tutur berbicara secara langsung, tidak taksa, tidak berlewah, dan tidak ganda, serta runtut.
3.      Pengertian Implikatur Percakapan
           Echois dalam Hermaji, (2015:115) secara etimologis, implikatur berasal dari kata implikation yang berarti maksud, pengertian dan keterlibatan. Grice dalam Rahardi, (2002:43) menyatakan bahwa sebuah tuturan dapat mengimpikasikan proposisi yang diimplikasikan itu dapat disebut dengan implikatur percakapan.
Chaer dalam Hermaji, (2015:119) implikatur percakapan adalah adanya keterkaitan antara ujaran penutur dan lawan tutur. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa implikatur percakapan merupakan implikasi pragmatik yang terdapat di dalam percakapan yang timbul sebagai akibat terjadinya pelanggaran prinsip percakapan.
Berbagai macam implikatur yang dikemukakan Grice dalam Cummings, (2007:20) dapat dibedakan atas dasar sifat-sifat berikut: daya batal, daya kemustahilan, daya pisah, daya hitung dan konvensionalitas. Sedangkan Grice dalam Hermaji (2015:119) dalam teorinya membedakan implikatur percakapan atas tiga macam yaitu implikatur konvensional, implikatur nonkonvensional dan praanggapan.
a.       Implikatur Konvensional adalah salah satu jenis implikatur yang maknanya ditentukan oleh unsur atau satuan pembentuknya (misalnya kata).
b.      Implikatur Nonkonvensional adalah salah satu jenis implikatur yang maknanya lebih ditentukan oleh konteks yang melingkupinya.
c.       Praanggapan adalah pemahaman tentang praanggapan oleh mitra tutur karena adanya tuturan yang mempraanggapkan.
BAB III
PEMBAHASAN
1.      Alasan Maksim dalam Prinsip Kerja Sama di Langgar pada Film “Soe Hok Gie” Karya Riri Riza
          Dalam sebuah interaksi, pelanggaran maksim-maksim dalam kerja sama sering terjadi. Pelanggaran tersebut dapat terjadi karena disengaja maupun tidak disengaja.
          Film “Soe Hok Gie” karya Riri Riza dalam percakapannya banyak yang melanggar prinsip kerja sama, alasannya cukup kongkrit yaitu untuk menarik penonton. Sebab film yang berdurasi 2 jam 20 menit 57 detik, memiliki alur yang rumit bagi orang awam ketika menonton film “Soe Hok Gie” karya Riri Riza tanpa membaca novelnya terlebih dahulu.
           Maka dari itu dengan adanya pelanggaran prinsip kerja sama dalam percakapannya akan membuat suasana yang lebih segar dan tidak terlalu hanyut dalam kesunyian maupun kerumitan alurnya.
2.      Pelanggaran Prinsip Kerja Sama Yang Terdapat dalam Percakapan Film “Soe Hok Gie” Karya Riri Riza
1.      Pelanggaran Maksim Kuantitas dan Implikaturnya  
a.       Sumbangan Informasi Tidak Seinformatif yang Dibutuhkan
Gie      : “Tante, Ira ada?”
Tante   : “Ra ada Soe Ra, Tante pergi dulu silahkan masuk”.
Konteks           : Tuturan Gie dan Tante terjadi saat Gie mengetuk pintu rumah Ira dan yang membuka pintu adalah tante Ira
Pada data di atas menurut teori prinsip kerja sama tuturan Tante melanggar maksim kuantitas yaitu sumbangan informasi tidak seinformatif yang dibutuhkan karena kontribusi yang disumbangkannya di dalam percakapan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan atas pertanyaan yang diberikan oleh Gie. Seharusnya pertanyaan yang diajukan Gie dijawab terlebih dahulu.
b.      Sumbangan Informasi Melebihi yang Dibutuhkan
-          Hans          : “Kenapa si Gie loh harus nglawan terus sebenarnya nilai loh gak    jelek-jelek amat, jelekan nilai gue”.
Gie            : “Hans kita gak mungkin bisa hidup bebas seperti ini kalau bukan karena melawan. Soekarno, Hatta, Shahrir mereka berani memberontak dan melawan, mereka berani melawan semua kesewenang-wenangan”.
Konteks     : Tututran Hans dan Gie terjadi saat Gie dan Hans sedang ngobrol diatas gentang, obrolan itu membahas nilai yang diperoleh Gie saat ulangan.
Pada data di atas menurut teori prinsip kerja sama tuturan Gie melanggar maksim kuantitas. Gie dalam data di atas menurut makna kontekstualnya tidak kooperatif karena memberikan kontribusi yang berlebihan. Pada data di atas telah melanggar maksim kuantitas.

-          Herman     : “Gie gue lama pengin nanya sama loh, sebenarnya apa si perlawanan semua ini?”
Gie                        : “Iya, gue jadi ingat tema kecil gue Man di Kebon Jeruk, dulu dia juga nanya sama gue kenapa gue jadi suka protes padahal hidup gue lebih baik dari dia. Sekarang gini Man kita punya pemimpin kita punya bapak yang kita akui sebagai faming father di negri ini tapi buat gue bukan berarti dia punya kekuasaan absolut untuk menentukan kehidupan kita, nasib kita apalagi kalau kita sadar bahwa ada penyelewengan ketidak adilan kalau kita hanya menunggu, menerima nasib. Kita tidak akan pernah tahu kesempatan apa yang sebenarnya yang kita miliki dalam hidup ini. Sederhananya aku cuma ingin perubahan supaya hidup kita lebih baik, satu-satunya cara adalah Soekarno harus jatuh”.
Konteks     : Tututran Herman dan Gie terjadi saat keduanya sedang berdiskusi. Herman ingin menanyakan untuk apa perlawanan semua ini dilakukan. Diskusi ini terjadi pada malam hari ketika Herman dan Gie sedang istirahat di perjalan hendak mendaki gunung.
Pada data di atas menurut teori prinsip kerja sama tuturan Gie melanggar maksim kuantitas. Gie dalam data di atas menurut makna kontekstualnya tidak kooperatif karena memberikan kontribusi yang berlebihan. Jika tuturan Gie “Sederhananya aku cuma ingin perubahan supaya hidup kita lebih baik, satu-satunya cara adalah Soekarno harus jatuh”. tuturan tersebut sesuai dengan maksud tuturan Herman dan makna kontekstualnya,
Pada data di atas telah melanggar maksim kuantitas. Implikatur percakapan yang muncul dari tuturan Gie tersebut adalah latar belakang seorang Gie yang mengetahui lebih banyak hal tentang sejarah  karena Gie banyak membaca buku. Tuturan Gie tersebut mengandung implikatur, yaitu memberitahukan.
2.      Pelanggaran Maksim Relevansi dan Implikaturnya
a.       Sumbangan Informasi Tidak Relevan dengan Topik Pembicaraan
Gie      : “Hans kita gak mungkin bisa hidup bebas seperti ini kalau bukan karena melawan. Soekarno, Hatta, Shahrir mereka berani memberontak dan melawan, mereka berani melawan semua kesewenang-wenangan”.
Hans    : “Eh, iya Gie pantai itu ada dimana ya?”       
Konteks           : Tututran Hans dan Gie terjadi saat Gie dan Hans sedang ngobrol diatas gentang, obrolan itu membahas nilai yang diperoleh Gie saat ulangan.
Pada data di atas menurut teori prinsip kerja sama tuturan Hans melanggar maksim relevansi. Hans dalam data di atas menurut makna kontekstualnya tidak kooperatif karena memberikan kontribusi yang tidak relevan dengan topik pembicaraan.
3.      Implikatur Percakapan yang Terdapat dalam Film “Soe Hok Gie” Karya Riri Riza
a.       Impikatur Nonkonvensional
-          Gie                        : “Tante, Ira ada?”
           Tante          : “Ra ada Soe Ra, Tante pergi dulu silahkan   masuk”.         
Implikasi nonkonvensinal yang terdapat didalam percakapan di atas yaitu pada ujaran “Ra ada Soe Ra, Tante pergi dulu silahkan masuk” karena ujaran tersebut tidak sesuai dengan konteks yang dimaksud oleh penutur.
-          Gie            : “Hans kita gak mungkin bisa hidup bebas seperti ini kalau bukan karena melawan. Soekarno, Hatta, Shahrir mereka berani memberontak dan melawan, mereka berani melawan semua kesewenang-wenangan”.
Hans          : “Eh, iya Gie pantai itu ada dimana ya?”      
Implikasi nonkonvensinal yang terdapat didalam percakapan di atas yaitu pada ujaran “Eh, iya Gie pantai itu ada dimana ya?” karena ujaran tersebut tidak sesuai dengan konteks yang dimaksud oleh penutur.
b.      Implikatur Konvensional
Hans          : “Kenapa si Gie loh harus nglawan terus sebenarnya nilai loh gak    jelek-jelek amat, jelekan nilai gue”.
Gie            : “Hans kita gak mungkin bisa hidup bebas seperti ini kalau bukan karena melawan. Soekarno, Hatta, Shahrir mereka berani memberontak dan melawan, mereka berani melawan semua kesewenang-wenangan”.
Implikatur percakapan yang muncul dari tuturan Gie tersebut adalah latar belakang seorang Gie yang mengetahui lebih banyak hal tentang sejarah  karena Gie banyak membaca buku. Tuturan Gie tersebut mengandung implikatur, yaitu memberitahukan.
BAB IV
PENUTUP

1.      Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam film “Soe Hok Gie” karya Riri Riza terdapat berbagai macam implikatur percakapan yang timbul karena pelanggaran prinsip kerja sama. Dalam film “Soe Hok Gie” karya Riri Riza ditemukan pelanggaran prinsip kerja sama, yaitu maksim kuantitas dan maksim relevansi. Pelanggaran maksim kuantitas lebih banyak ditemukan karena penutur dan lawan tutur tidak mengikuti prinsip kerja sama.
Implikatur percakapan yang ditemukan dalam film “Soe Hok Gie” karya Riri Riza adalah implikatur konvensional dan implikatur nonkonvensional. Hal ini membuktikan bahwa percakapan yang tidak menjalankan prinsip kerja sama akan menghasilkan implikatur dalam sebuah percakapan.
2.      Saran
Karena keterbatasan ruang lingkup penelitian ini, tidak semua jenis pelanggaran prinsip kerja sama dibahas secara tuntas. Masih banyak jenis-jenis yang harus dikaji secara lebih mendalam. Jenis pelanggaran prinsip kerja sama diantaranya maksim kualitas dan maksim pelaksanaan. Hal tersebut membuka peluang bagi peneliti lain yang berminat untuk mengkaji jenis pelanggaran prinsip kerja sama secara mendalam dan lebih lengkap.

DAFTAR PUSTAKA

Anggriawan, Dede. 2013. Sinopsis Film Gie. http://dedeanggriawan.blogspot.co.id/2013/04/sinopsis-film-gie.html. 25 Mei 2016.
Cumming, Louise. 2007. Pragmatik Sebuah Perspektif Multidisipliner. Yogyakarta: Pustaka  Belajar.
Film, Miles. 2008. Film Indonesia Soe Hok Gie. http://milesfilm.net//. 20 Oktober 2014.
Hermaji, Bowo. 2015. Teori Pragmatik. Semarang: Tunas Puitika Publishing.
Rahardi, Kunjana. 2002. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.