Parasnya
yang ayu, ramah, sholehah, dan pintar tidak membuatnya ia tinggi hati kebiasaan
yang baik membuat iri siapapun yang melihatnya ada hati yang sungguh mulia.
Ibunya telah mendidik putrid sulunya itu menjadi wanita yang berhati mulia,
walau ia membesarkan putrinya hanya seorang diri, rasa sabar dan ikhlas yang
keluar dari seorang ibu membuatnya ia merasa bangga mempunyai putrid yang
berhati emas nan ayu.
Putri sulungnya bernama Hanum, ia seorang gadis
berusia 19 tahun kini sedang melanjutkan studinya di Universitas Diponegoro
jurusan sastra inggris, Hanum berasal dari keluarga yang serba kurang sebagai
anak sulung dan mempunyai dua adik semestinya ia masih membutuhkan sesosok Ayah
namun tuhan berkata lain Ayahnya telah pulang terlebih dulu sewaktu ia masih
duduk di bangku SMP.
Terpukul! Perasaan itulah yang Hanum
rasakan saat ia mengetahui Ayahnya meninggal Hanum berfikir dari mana ia dan
adik-adiknya makan, sekolah, sedangkan yang selama ini mencari nafkah telah tiada.
Untuk menyambung hidup saat ini Ibunya mulai berdagang pecel, setiap hari
setelah pulang sekolah ia selalu membantu ibunya berdagang pecel keliling,
wajah yang penuh cucuran keringat namun Hanum selalu Nampak semangat membantu
Ibunya.
Aktivitas pagi sampai sore yang
mungkin tidak ada jeda tetapi Hanum selalu menyempatkan waktunya untuk belajar,
lembar demi lembar ia telaten membaca buku walau mata terlihat sayu dan
sesekali menguap pertanda ia membutuhkan istirahat namun Hanum berusaha sebisa
mungkin untuk belajar.
Fajar mulai Nampak, gubug reotnya di
bagian belakang mulai berglotak-glotak, kesibukan pagi itu segera di mulai
seperti biasa jadwal kegiatan sehari-hari terpampang rapi di depan pintu pagar
kamarnya. Subuh-subuh setelah sholat Hanum langsung mengayuh sepedanya ke pasar
membeli aneka sayuran yang akan di buat pecel oleh ibunya. Sementara ibunya
masak untuk sarapan ia dan adik-adiknya, sepulang dari pasar Hanum bergegas
untuk bersiap ke sekolah.
Kebiasaan itu setiap harinya ia
lakukan sejak Ayahnya meninggal Hanum tercatat anak yang berprestasi. Ketekunan
dan keuletannya membuat ia sukses di bidang akademik, ia lulus SMA dengan nilai
terbaik. Orang-orang di sekelilingnya bangga tidak terkecuali Ibunya. Ibunya
menangis terharu melihat anaknya menjadi kebanggaan semua orang. Bahkan ia
masuk sebagai mahasiswa bidikmisi jurusan sastra inggris Universitas Diponegoro ia mengantongi
sejumlah prestasi yang luar biasa. dan kini ia tinggal di pondok pesantren. Kekurangannya
tidak menjadi penghalang untuk berprestasi dan menjadi yang lebih baik.
sangat menginspirasi...
BalasHapusmakasih kaka
BalasHapus